Minggu, 25 November 2012

teori Dorothea Orem



Dorothea Orem

Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.

Pengertian Keperawatan Menurut Orem
Menurutnya teori keperawatan adalah :
Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).



Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya,

oleh karena itu teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care mereka.
Deskripsi Konsep Sentral Orem
1. Manusia :
Suatu kesatuan yang dipandang sebagai berfungsi secara biologis simbolik dan sosial serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan keperawatan mandiri terkait dengan
1. Udara
2. Air
3. Makanan
4. Eliminasi
5. Kegiatan dan istirahat
6. Interaksi sosial
7. Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
8. Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia
2. Masyarakat/lingkungan :
Lingkungan sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan interaktif


3. Kesehatan :
Suatu keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang dan berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik, interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu kedaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai bentuk kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk memenuhi ideal diri seseorang dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.
4. Keperawatan :
Pelayanan yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian pada bayi, anak dan orang dewasa, ketika mereka, orangtua mereka, wali atau orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan atau perawatan pada mereka tidak lagi mampu merawat atau mengasuh atau mengawasi mereka. Upaya kreatif manusia ditujukan untuk menolong sesama. Keperawatan merupakan tindakan yang dilakukan dengan sengaja dan mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan perawat karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan pemulihan kondisi secara manusiawi pada manusia dan lingkungannya.

Teori Sistem Keperawatan Orem

Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu ;



1. Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan kebutuhan
Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan teori self care secara umum :
a. Pemeliharaan intake udara
b. Pemeliharaan intake air
c. Pemeliharaan intake makanan
d. Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e. Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f. Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
g. Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
h. Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan potensinya.






2. Self Care Deficit
Teori ini merupakan inti dari teori perawatan general Orem. Yang menggambarkan kapan keperawatan di perlukan.Oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan yang dibutuhkan.
Bila dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif
Teori self care deficit diterapkan bila ;
- Anak belum dewasa
- Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
- Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tapi diprediksi untuk
masa yang akan datang.

3. Nursing system
Teori yang membahas bagaimana kebutuhan “Self Care” patien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan atau direncanakan berdasarkan kebutuhan “Self Care” dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas “Self Care”.
Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
a. The Wholly compensatory system
Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh kepada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan keperawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi, serta adanya manipulasi gerakan.
b. The Partly compensantory system
Merupakan system dalam memberikan perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan pada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien post op abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi, akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan luka.


c. The supportive – Educative system
Dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri.
Metode bantuan :
Perawat membantu klien denagn mengguanakn sistem dan melalui lima metode bantuan yang meliputi :
Acting atau melakukan sesuatu untuk klien
Mengajarkan klien
Menagarahkan klien
Mensuport klien
Menyediakan lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.

Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan

1. Manusia
Model Orem membahas dengan jelas individu dan berfokus pada diri dan perawatan diri. Namun demikian, seseorang dianggap paling ekslusif dalam kontek ini sedangkan kompleksitas perawatan manusia dan tindakan manusia tidak dipertimbangkan. Dalam hal ini, model tersebut berada dalam kategori yang didefinisikan sebagai paradigma total, bahwa manusia dianggap sebagai sejumlah kebutuhan perawatan diri.

2. Lingkungan
Lingkungan juga dibahas dengan jelas dalam model ini. Namun, hal ini terutama dianggap sebagai situasi tempat terjadinya perawatan diri atau kurangnya perawatan diri.





3. Sehat dan Sakit
Ide ini juga terdapat dalam model tersebut, namun dibahas dalam kaitannya dengan perawatan diri. Alasannya bahwa jika individu dalam keadaan sehat mereka dapat memenuhi sendiri deficit perawatan diri yang mereka alami. Sebaliknya jika mereka sakit atau cedera, orang tersebut bergeser dari status agens perawtan diri menjadi status pasien atau penerima asuhan. Penyamaan sehat dengan perawatan diri dalam hal ini berarti sehat sakit tidak dibahas dalam konsep yang berbeda. Akan timbul masalah disini jika orang yang sehat tidak dapat melakukan perawatan untuk dirinya sendiri.

4. Keperawatan
Model ini membahas dengan cara yang jelas dan sistematik sifat dari keperawatan dan kerangka kerja untuk memberikan asuhan keperawatan. Harus diketahui bahwa hal tersebut ditampilkan dalam bentuk pendekatan mekanistik berdasarkan pendekatan supportif-edukatif, kompensasi partial, dan kompensasi total. Pendekatan tersebut merupakan pendekatan langsung yang dapat ditatalaksanakan.

Tujuan Keperawatan pada Model Orem

Tujuan keperawatan pada model Orem”s secara umum adalah :
1. Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
2. Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.
3. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit apapun dihilangkan.
4. Jika ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.


Tujuan keperawatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga/ komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluraga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan- tindakan asuahan mandiri
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluraganya yang mengalami gangguan secara kompeten.
4. Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem’s yang diterapkan pada praktek keperawatan kelurga/ komunitas adalah:
• aspek interpersonal : hubungan didalam keluarga
• aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
• aspek prosedural ; melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi
• aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.






















BAB III
TERAPAN KASUS


Aplikasi teori model keperawatan orem dapat dilihat dari contoh kasus berikut:
Anak L berusia 7 tahun MRS tanggal 19 oktober 2010 dengan keluhan utama: kepala pusing, lemas dan tidak nafsu makan. Saat dirawat di rumah sakit belum BAB sama sekali, BAK tidak ada masalah. Kondisi klien:mata terlihat cowong dan bibir kering.
TTV : suhu 360C
Nadi 100X/menit
TD 90/50 mmHg
RR 30X/menit
Lila 15 cm
Lida 54 cm
Lika 49 cm




























BAB IV
ANALISA KASUS

4.1 pengkajian
Pada tahap pengkajian perawat mengumpulkan data yang meliputi:
1. Status kesehatan perseorangan
2. Pandangan dokter terhadap kesehatan individu
3. Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya
4. Tujuan kesehatan dalam konteks riwayat kehidupan, gaya hidup, dan status kesehatan
5. Memenuhi syarat personal untuk self care
6. Kapasitas individu untuk melakukan self care

Pengumpulan data meliputi pengeahuan individual, keterampilan, motivasi dan orientasi. Dalam tahap ini perlu mencari jawaban terhadap pertanyaan di bawah ini:
1. Terapi apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan dating?
2. Apakah klien mempunyai kekurangan dalam memenuhi self care?
3. Jika ada apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk self care?
4. Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau melindungi dengan segala kemampuan perkembangan self care untuk tujuan terapi?
5. Apakah yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care di masa datang?

4.2 analisa kasus
a. pengkajian dan diagnose
1. identitas:
Nama : An.L
Umur : 7 tahun
Suku bangsa : Indonesia
Agama : islam
Alamat : gading rejo
Tanggal masuk : 19 oktober 2010 / 07.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 19 OKTOBER 2010
Diagnose medic : morbili
2. keluhan utama : pusing
3. riwayat penyakit dahulu : tidak ada
4. riwayat penyakit sekarang : morbili
Pola istirahat dan tidur
SMRS
MRS
2X sehari
Tidak tentu
(siang dan malam)


Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
SMRS
MRS
3X sehari
½ porsi
Nasi,lauk dan sayur
Nasi, lauk dan sayur

Pola eliminasi
SMRS
MRS
BAK ± 3X sehari
BAK 3X sehari
BAB
BAB tidak sama sekali

b. Pemeriksaan fisik
DS
DO
Pusing
Lemas
Tidak nafsu makan
TD : 90/50 mmHg
Suhu : 36o C
Nadi : 100X/menit
RR : 30X/menit
Mata cowong
Lidah kotor
Bibir kering
Ada massa feses
Bising usus menrun
Konjungtiva anemis
Membrane mukosa bibir pucat

c. diagnose
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan lemas, bibir kering dan lidah kotor
d. analisa data
No
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM

DS:
Ibu klien mengatakan anaknya tidak mau makan

DO:
KU lemah
BB turun
Bibir kering
Lidah kotor
Lemak subkutan tipis
Lila : 15 cm
Anorexia

Intake
Asam lambung meningkat

Iritasi mukosa lambung

Mual

Lemas,pusing

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Gangguan kebutuhan nutrisi


No
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM

DS:
Ibu klien mengatakan sudah 20 hari anaknya tidak BAB

DO:
Perut kembung
Bising usus menurun
Terdapat suara hyertimpani
Peristaltik usus
TTV:
N : 100X/menit
RR : 30X/ menit
S : 36o C
TD : 90/50 mmHg
lemah

peristaltic usus menrun

konstipasi

gangguan eliminasi alvi
Gangguan eliminasi alvi


No
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM

DS:
Ibu klien mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya

DO:
Orangtua gelisah
Sering bertanya
Pendidikan rendah

Kurangnya informasi

Kurangnya pengetahuan
Kurang pengetahuan


b. perencanaan
Diagnose keperawatan
Tujuan dan criteria hasil
intervensi
rasional
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan lemas, bibir kering dan lidah kotor










Gangguan eliminasi alvi berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan ditandai dengan ada massa feses, bising usus menurun.







cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1X24 jam resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh tidak terjadi ditandai dengan nafsu makan tinggi, BB nomal











Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1X24 jam gangguan eliminasi dapat teratasi ditandai dengan perut tidak kembung, bising usus normal, tidak terdapat suara hypertimpani




Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1X24 jam di harapkan cemas berkurang



1. Beri asupan nutrisi sesuai kebutuhan


2. Berikan makanan sedikit tapi sering


3. Oservasi TTV



4. Kolabrasi dengan tim gizi dalam pemberian nutrisi


1. Anjurkan makan makanan yang berserat

2. Anjurkan pasien untuk mobilisasi


3. Anjurkan pasien minum yang banyak
4. Kolabrasi dalam pemberian terapi

1. BHSP



2. Kaji tingkat pengetahuan orang tua tentang penyakit anaknya

3. Berikan support

4. Berikan penyuluhan tentang penyakit anaknya
Mengetahui perkembangan dan peningkatan BB

Untuk memenuhi kebutuhan sedikit demi sedikit

Sebagai data awal untuk mengetahui perkembangan

Untuk memenuhi kebutuhan tubuh


Untuk melancarkan BAB

Untuk meningkatkan peristaltic usus


Agar rehidrasi cairan terpenuhi

Untuk memperlancar BAB


Membina hubungan saling percaya

Menilai seberapa jauh tingkat pengetahuan orangtua

Untuk motivasi

Agar ortu tahu tentang proses penyakit

c. implementasi dan evaluasi
No
Implementasi
Evaluasi
1.
Mengkaji ulang apakah klien masih pusing dan lemas

Memberi dulcolax melalui anus

Memberi makanan bernutrisi dan bergizi

Memerikan penyuluhan tentang penyakit morbili kepada keluarga

Klien sudah tidak pusing dan lemas




BAB klien lancar



BB normal dank lien mau makan dengan teratur




Keluaga mengerti tentang penyakit morbili


4.2.1 personal factor
Laki-laki, umur 7 tahun, suku bangsa Indonesia, agama islam.
4.2.2 kategori kebutuhan universal self care
Memperlihatkan tidak adekuatnya intake makanan, cairan konsumsi jumlah kalori yang dibutuhkan.
Orang tua An.L kurang pengetahuan tentang factor-faktor resiko dan gangguan penyakit anaknya.
4.2.3 kategori development self care
-

4.2.4 kategori health deviation
gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anorexia,
gangguan eliminasi alvi berhubungan dengan kelemahan,
4.2.5 masalah medis dan perencanaan
Gaya hidup yang tidak sehat dan kurangnya pengetahuan mempengaruhi gangguan pemenuhan nutrisi
4.2.6 self care deficit
Kurangnya pengetahuan dasar orang tua An.L dapat mempenauhi gangguan pemenuhan nutrisi

4.3 proses keperawatan
4.3.1 diagnosa keperawatan
Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai dengan lemas, bibir kering dan lidah kotor
Gangguan eliminasi alvi berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan ada massa feses, bising usus menurun.
Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.
4.3.2. rencana keperawatan
Tujuan:
Mengatasi gangguan kebutuhan nutrisi
Designe nursing system
Support-edukasi(pengetahuan kesehatan)
Metode bantuan
Membeikan support dan penyuluhan
4.3.3 implementasi
An.L mempunyai kemauan untuk makan teratur
Orang tua An.L mempunyai kemauan untuk memberikan jenis makanan yang sehat dan bernutrisi tinggi
Orang tua An.L mempunyai pengetahuan tentang penyakit anaknya
4.3.4 evaluasi
Apakah nutrisi An.L sudah tercukupi
Apakah orang tua An.L mengerti tentang jenis makanan sehat dan bergizi cukup
Apakah An.L mengalami penurunan self care devicit
Apakah support edukatif system sudah objektif dalam meningkatkan self care
Perawatan yang dapat diterapkan kepada An.L berdasarkan model keperawatan orem adalah:
1. Food (partial compensatory)
Perawat memberikan makanan yang sehat dan bergizi
2. Elimination (educative/suportive)
Klien membutuhkan monitoring
3. Activity and rest (edukatif/suportive )
Perawat menginformasikan pada pasien tentang kegiatan yag cocok untuk pasien morbili
4. Hazard prevention (partial compensatory)
Perawat memberikan pada pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan di ambil
5. Promote normality (partial compensatory)
Perawat diharapkan dapat membantu pasien untuk mengembalikan pola hidup pasien sehingga menjadi normal kembali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar