Dorothea
Orem
Dorothea
Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe
Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana
keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama
karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat
pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia
menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite
kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan
perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan
ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua
pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995.
Pengertian
Keperawatan Menurut Orem
Menurutnya
teori keperawatan adalah :
Pelayanan
manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana
mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan,
sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem,
1971).
Menurut
Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya,
oleh
karena itu teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care
Defisit Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi,
lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care
mereka.
Deskripsi
Konsep Sentral Orem
1. Manusia
:
Suatu
kesatuan yang dipandang sebagai berfungsi secara biologis simbolik dan sosial
serta berinisiasi dan melakukan kegiatan asuhan/perawatan mandiri untuk
mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan. Kegiatan asuhan
keperawatan mandiri terkait dengan
1. Udara
2. Air
3.
Makanan
4.
Eliminasi
5.
Kegiatan dan istirahat
6.
Interaksi sosial
7.
Pencegahan terhadap bahaya kehidupan
8.
Kesejahteraan dan peningkatan fungsi manusia
2.
Masyarakat/lingkungan :
Lingkungan
sekitar individu yang membentuk sistem terintegrasi dan interaktif
3.
Kesehatan :
Suatu
keadaan yang dicirikan oleh keutuhan struktur manusia yang berkembang dan
berfungsi secara fisik dan jiwa yang meliputi aspek fisik, psikologik,
interpersonal dan sosial. Kesejahteraan digunakan untuk menjelaskan tentang
kondisi persepsi individu terhadap keberadaannya. Kesejahteraan merupakan suatu
kedaan dicirikan oleh pengalaman yang menyenangkan dan berbagai bentuk
kebahagiaan lain, pengalaman spiritual, gerakan untuk memenuhi ideal diri seseorang
dan melalui personalisasi berkesinambungan. Kesejahteraan berhubungan dengan
kesehatan, keberhasilan dalam usaha dan sumber yang memadai.
4.
Keperawatan :
Pelayanan
yang membantu manusia dengan tingkat ketergantungan sepenuhnya atau sebagian
pada bayi, anak dan orang dewasa, ketika mereka, orangtua mereka, wali atau
orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap pengasuhan atau perawatan
pada mereka tidak lagi mampu merawat atau mengasuh atau mengawasi mereka. Upaya
kreatif manusia ditujukan untuk menolong sesama. Keperawatan merupakan tindakan
yang dilakukan dengan sengaja dan mempunyai tujuan suatu fungsi yang dilakukan
perawat karena memiliki kecerdasan, serta tindakan yang memungkinkan pemulihan
kondisi secara manusiawi pada manusia dan lingkungannya.
Teori
Sistem Keperawatan Orem
Teori ini
mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong
keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care
Deficit of Nursing. Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori
yaitu ;
1. Self
Care
Teori
self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai
dengan kebutuhan
Perawatan
diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang
berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadannya , keadaan
kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan
diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara
kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli
self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan
tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal,
persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.
Penekanan
teori self care secara umum :
a.
Pemeliharaan intake udara
b.
Pemeliharaan intake air
c.
Pemeliharaan intake makanan
d.
Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi
e.
Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
f.
Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial
g.
Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia
h.
Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai
dengan potensinya.
2. Self
Care Deficit
Teori ini
merupakan inti dari teori perawatan general Orem. Yang menggambarkan kapan
keperawatan di perlukan.Oleh karena perencanaan keperawatan pada saat perawatan
yang dibutuhkan.
Bila
dewasa (pada kasus ketergantungan, orang tua, pengasuh) tidak mampu atau
keterbatasan dalam melakukan self care yang efektif
Teori
self care deficit diterapkan bila ;
- Anak
belum dewasa
-
Kebutuhan melebihi kemampuan perawatan
-
Kemampuan sebanding dengan kebutuhan tapi diprediksi untuk
masa yang
akan datang.
3.
Nursing system
Teori
yang membahas bagaimana kebutuhan “Self Care” patien dapat dipenuhi oleh
perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan atau direncanakan
berdasarkan kebutuhan “Self Care” dan kemampuan pasien untuk menjalani
aktifitas “Self Care”.
Orem
mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System :
a. The
Wholly compensatory system
Merupakan
suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara penuh kepada pasien
dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan keperawatan secara
mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan, pengontrolan dan ambulasi,
serta adanya manipulasi gerakan.
b. The
Partly compensantory system
Merupakan
system dalam memberikan perawatan diri secara sebagian saja dan ditujukan pada
pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien post op
abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci tangan, gosok gigi,
akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam ambulasi dan melakukan perawatan
luka.
c. The supportive
– Educative system
Dukungan
pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar
mampu melakukan perawatan mandiri.
Metode
bantuan :
Perawat
membantu klien denagn mengguanakn sistem dan melalui lima metode bantuan yang
meliputi :
Acting
atau melakukan sesuatu untuk klien
Mengajarkan
klien
Menagarahkan
klien
Mensuport
klien
Menyediakan
lingkungan untuk klien agar dapat tumbuh dan berkembang.
Hubungan
Model dengan Paradigma Keperawatan
1.
Manusia
Model
Orem membahas dengan jelas individu dan berfokus pada diri dan perawatan diri.
Namun demikian, seseorang dianggap paling ekslusif dalam kontek ini sedangkan
kompleksitas perawatan manusia dan tindakan manusia tidak dipertimbangkan.
Dalam hal ini, model tersebut berada dalam kategori yang didefinisikan sebagai
paradigma total, bahwa manusia dianggap sebagai sejumlah kebutuhan perawatan
diri.
2.
Lingkungan
Lingkungan
juga dibahas dengan jelas dalam model ini. Namun, hal ini terutama dianggap
sebagai situasi tempat terjadinya perawatan diri atau kurangnya perawatan diri.
3. Sehat
dan Sakit
Ide ini
juga terdapat dalam model tersebut, namun dibahas dalam kaitannya dengan
perawatan diri. Alasannya bahwa jika individu dalam keadaan sehat mereka dapat
memenuhi sendiri deficit perawatan diri yang mereka alami. Sebaliknya jika
mereka sakit atau cedera, orang tersebut bergeser dari status agens perawtan
diri menjadi status pasien atau penerima asuhan. Penyamaan sehat dengan
perawatan diri dalam hal ini berarti sehat sakit tidak dibahas dalam konsep
yang berbeda. Akan timbul masalah disini jika orang yang sehat tidak dapat
melakukan perawatan untuk dirinya sendiri.
4.
Keperawatan
Model ini
membahas dengan cara yang jelas dan sistematik sifat dari keperawatan dan
kerangka kerja untuk memberikan asuhan keperawatan. Harus diketahui bahwa hal
tersebut ditampilkan dalam bentuk pendekatan mekanistik berdasarkan pendekatan
supportif-edukatif, kompensasi partial, dan kompensasi total. Pendekatan
tersebut merupakan pendekatan langsung yang dapat ditatalaksanakan.
Tujuan
Keperawatan pada Model Orem
Tujuan
keperawatan pada model Orem”s secara umum adalah :
1.
Menurunkan tuntutan self care pada tingkat dimana klien dapat memenuhinya, ini
berarti menghilangkan self care deficit.
2.
Memungkinkan klien meningkatkan kemampuannya untuk memenuhi tuntutan self care.
3.
Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan asuhan
dependen jika self care tidak memungkinkan, oleh karenanya self care deficit
apapun dihilangkan.
4. Jika
ketiganya diatas tidak tercapai perawat secara langsung dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan self care klien.
Tujuan
keperawatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek keperawatan
keluarga/ komunitas adalah :
1.
Menolong klien dalam hal ini keluraga untuk keperawatan mandiri secara
terapeutik
2.
Menolong klien bergerak kearah tindakan- tindakan asuahan mandiri
3.
Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluraganya yang mengalami
gangguan secara kompeten.
4. Dengan
demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem’s yang diterapkan pada
praktek keperawatan kelurga/ komunitas adalah:
• aspek
interpersonal : hubungan didalam keluarga
• aspek
sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
• aspek
prosedural ; melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi
• aspek
tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di
rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.
BAB III
TERAPAN
KASUS
Aplikasi
teori model keperawatan orem dapat dilihat dari contoh kasus berikut:
Anak L
berusia 7 tahun MRS tanggal 19 oktober 2010 dengan keluhan utama: kepala
pusing, lemas dan tidak nafsu makan. Saat dirawat di rumah sakit belum BAB sama
sekali, BAK tidak ada masalah. Kondisi klien:mata terlihat cowong dan bibir
kering.
TTV :
suhu 360C
Nadi
100X/menit
TD 90/50
mmHg
RR
30X/menit
Lila 15
cm
Lida 54
cm
Lika 49
cm
BAB IV
ANALISA
KASUS
4.1
pengkajian
Pada tahap
pengkajian perawat mengumpulkan data yang meliputi:
1. Status
kesehatan perseorangan
2.
Pandangan dokter terhadap kesehatan individu
3.
Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya
4. Tujuan
kesehatan dalam konteks riwayat kehidupan, gaya hidup, dan status kesehatan
5.
Memenuhi syarat personal untuk self care
6.
Kapasitas individu untuk melakukan self care
Pengumpulan
data meliputi pengeahuan individual, keterampilan, motivasi dan orientasi.
Dalam tahap ini perlu mencari jawaban terhadap pertanyaan di bawah ini:
1. Terapi
apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan dating?
2. Apakah
klien mempunyai kekurangan dalam memenuhi self care?
3. Jika
ada apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk self care?
4.
Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau melindungi dengan
segala kemampuan perkembangan self care untuk tujuan terapi?
5. Apakah
yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care di masa datang?
4.2
analisa kasus
a.
pengkajian dan diagnose
1. identitas:
Nama :
An.L
Umur : 7
tahun
Suku
bangsa : Indonesia
Agama :
islam
Alamat :
gading rejo
Tanggal
masuk : 19 oktober 2010 / 07.00 WIB
Tanggal
Pengkajian : 19 OKTOBER 2010
Diagnose
medic : morbili
2.
keluhan utama : pusing
3.
riwayat penyakit dahulu : tidak ada
4.
riwayat penyakit sekarang : morbili
Pola
istirahat dan tidur
SMRS
MRS
2X sehari
Tidak
tentu
(siang
dan malam)
Pola
pemenuhan kebutuhan nutrisi
SMRS
MRS
3X sehari
½ porsi
Nasi,lauk
dan sayur
Nasi,
lauk dan sayur
Pola
eliminasi
SMRS
MRS
BAK ± 3X
sehari
BAK 3X
sehari
BAB
BAB tidak
sama sekali
b.
Pemeriksaan fisik
DS
DO
Pusing
Lemas
Tidak
nafsu makan
TD :
90/50 mmHg
Suhu :
36o C
Nadi :
100X/menit
RR :
30X/menit
Mata
cowong
Lidah
kotor
Bibir
kering
Ada massa
feses
Bising
usus menrun
Konjungtiva
anemis
Membrane
mukosa bibir pucat
c.
diagnose
Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat ditandai dengan lemas, bibir kering dan lidah kotor
d.
analisa data
No
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
DS:
Ibu klien
mengatakan anaknya tidak mau makan
DO:
KU lemah
BB turun
Bibir
kering
Lidah
kotor
Lemak
subkutan tipis
Lila : 15
cm
Anorexia
Intake
Asam
lambung meningkat
Iritasi
mukosa lambung
Mual
Lemas,pusing
Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi
Gangguan kebutuhan
nutrisi
No
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
DS:
Ibu klien
mengatakan sudah 20 hari anaknya tidak BAB
DO:
Perut
kembung
Bising
usus menurun
Terdapat
suara hyertimpani
Peristaltik
usus
TTV:
N :
100X/menit
RR : 30X/
menit
S : 36o C
TD :
90/50 mmHg
lemah
peristaltic
usus menrun
konstipasi
gangguan
eliminasi alvi
Gangguan
eliminasi alvi
No
DATA
ETIOLOGI
PROBLEM
DS:
Ibu klien
mengatakan tidak tahu tentang penyakit anaknya
DO:
Orangtua
gelisah
Sering
bertanya
Pendidikan
rendah
Kurangnya
informasi
Kurangnya
pengetahuan
Kurang
pengetahuan
b.
perencanaan
Diagnose
keperawatan
Tujuan
dan criteria hasil
intervensi
rasional
Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat ditandai dengan lemas, bibir kering dan lidah kotor
Gangguan
eliminasi alvi berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan ditandai dengan ada
massa feses, bising usus menurun.
cemas
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 1X24 jam resiko nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh tidak terjadi ditandai dengan nafsu makan tinggi, BB nomal
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 1X24 jam gangguan eliminasi dapat teratasi
ditandai dengan perut tidak kembung, bising usus normal, tidak terdapat suara
hypertimpani
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 1X24 jam di harapkan cemas berkurang
1. Beri
asupan nutrisi sesuai kebutuhan
2.
Berikan makanan sedikit tapi sering
3.
Oservasi TTV
4.
Kolabrasi dengan tim gizi dalam pemberian nutrisi
1.
Anjurkan makan makanan yang berserat
2.
Anjurkan pasien untuk mobilisasi
3.
Anjurkan pasien minum yang banyak
4.
Kolabrasi dalam pemberian terapi
1. BHSP
2. Kaji
tingkat pengetahuan orang tua tentang penyakit anaknya
3.
Berikan support
4.
Berikan penyuluhan tentang penyakit anaknya
Mengetahui
perkembangan dan peningkatan BB
Untuk
memenuhi kebutuhan sedikit demi sedikit
Sebagai
data awal untuk mengetahui perkembangan
Untuk
memenuhi kebutuhan tubuh
Untuk
melancarkan BAB
Untuk
meningkatkan peristaltic usus
Agar
rehidrasi cairan terpenuhi
Untuk
memperlancar BAB
Membina
hubungan saling percaya
Menilai
seberapa jauh tingkat pengetahuan orangtua
Untuk
motivasi
Agar ortu
tahu tentang proses penyakit
c.
implementasi dan evaluasi
No
Implementasi
Evaluasi
1.
Mengkaji
ulang apakah klien masih pusing dan lemas
Memberi
dulcolax melalui anus
Memberi
makanan bernutrisi dan bergizi
Memerikan
penyuluhan tentang penyakit morbili kepada keluarga
Klien
sudah tidak pusing dan lemas
BAB klien
lancar
BB normal
dank lien mau makan dengan teratur
Keluaga
mengerti tentang penyakit morbili
4.2.1
personal factor
Laki-laki,
umur 7 tahun, suku bangsa Indonesia, agama islam.
4.2.2
kategori kebutuhan universal self care
Memperlihatkan
tidak adekuatnya intake makanan, cairan konsumsi jumlah kalori yang dibutuhkan.
Orang tua
An.L kurang pengetahuan tentang factor-faktor resiko dan gangguan penyakit
anaknya.
4.2.3
kategori development self care
-
4.2.4
kategori health deviation
gangguan
pemenuhan nutrisi berhubungan dengan anorexia,
gangguan
eliminasi alvi berhubungan dengan kelemahan,
4.2.5
masalah medis dan perencanaan
Gaya
hidup yang tidak sehat dan kurangnya pengetahuan mempengaruhi gangguan
pemenuhan nutrisi
4.2.6
self care deficit
Kurangnya
pengetahuan dasar orang tua An.L dapat mempenauhi gangguan pemenuhan nutrisi
4.3
proses keperawatan
4.3.1
diagnosa keperawatan
Gangguan
pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat ditandai dengan lemas, bibir kering dan lidah kotor
Gangguan
eliminasi alvi berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan ada massa feses,
bising usus menurun.
Cemas
berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit.
4.3.2.
rencana keperawatan
Tujuan:
Mengatasi
gangguan kebutuhan nutrisi
Designe
nursing system
Support-edukasi(pengetahuan
kesehatan)
Metode
bantuan
Membeikan
support dan penyuluhan
4.3.3
implementasi
An.L
mempunyai kemauan untuk makan teratur
Orang tua
An.L mempunyai kemauan untuk memberikan jenis makanan yang sehat dan bernutrisi
tinggi
Orang tua
An.L mempunyai pengetahuan tentang penyakit anaknya
4.3.4
evaluasi
Apakah
nutrisi An.L sudah tercukupi
Apakah
orang tua An.L mengerti tentang jenis makanan sehat dan bergizi cukup
Apakah
An.L mengalami penurunan self care devicit
Apakah
support edukatif system sudah objektif dalam meningkatkan self care
Perawatan
yang dapat diterapkan kepada An.L berdasarkan model keperawatan orem adalah:
1. Food
(partial compensatory)
Perawat
memberikan makanan yang sehat dan bergizi
2.
Elimination (educative/suportive)
Klien
membutuhkan monitoring
3.
Activity and rest (edukatif/suportive )
Perawat
menginformasikan pada pasien tentang kegiatan yag cocok untuk pasien morbili
4. Hazard
prevention (partial compensatory)
Perawat
memberikan pada pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan di
ambil
5.
Promote normality (partial compensatory)
Perawat
diharapkan dapat membantu pasien untuk mengembalikan pola hidup pasien sehingga
menjadi normal kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar