Sabtu, 02 Maret 2013

Tugas UTS




NAMA     : WAHYU SURYANI
NPM     : 0912000188
S1 KEPERAWATAN


 TUGAS UTS

1. pilih teori keperawatan dan membuat aplikasi keperawatan  pada pasien hipertensi..??
     

HIPERTENSI
DEFINISI
Tekanan darah adalah menunjukkan keadaan di mana tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh. Tekanan darah dapat dilihat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya ditunjukkan dengan angka seperti berikut – 120 /80 mmHg. Angka 120 menunjukkan tekanan pada pembuluh arteri ketika jantung berkontraksi. Disebut dengan tekanan sistolik. Angka 80 menunjukkan tekanan ketika jantung sedang berelaksasi. Disebut dengan tekanan diastolik. Sikap yang paling baik untuk mengukur tekanan darah adalah dalam keadaan duduk atau berbaring.
ada beberapa hal yang setidaknya dapat dijadikan indikator, sebab berkaitan langsung dengan kondisi fisik. Misalnya, pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdenggung, susah tidur, sesak napas, mudah lelah, mata berkunang-kunang, dan mimisan.
Penyebab Hipertensi
1. Hipertensi primer
Hipertensi primer didefinisikan sebagai hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung. Hipertensi ini dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti faktor keturunan, pola hidup yang tidak seimbang, keramaian, stress, dan pekerjaan. Sikap yang dapat menyebabkan hipertensi seperti konsumsi tinggi lemak, garam,  aktivitas yang rendah, kebiasaan merokok,  konsumsi alkohol dan kafein. Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan ginjal, endokrin, dan kekakuan dari aorta.
Kondisi stress dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, karena saat seseorang dalam kondisi stress akan terjadi pengeluaran beberapa hormon yang akan menyebabkan penyempitan dari pembuluh darah, dan     pengeluaran cairan lambung yang berlebihan, akibatnya seseorang akan mengalami mual, muntah, mudah kenyang, nyeri lambung yang berulang, dan nyeri kepala. Kondisi stress yang terus menerus dapat menyebabkan komplikasi hipertensi pula.
Pola hidup yang tidak seimbang, merupakan sikap hidup yang tidak tepat komposisi antara asupan makanan, olahraga dan istirahat, sehingga menimbulkan gejala awal seperti obesitas yang selanjutnya dapat menyebabkan gangguan lain seperti kencing manis, dan gangguan jantung.
Konsumsi garam berlebihan, dapat menimbulkan darah tinggi diakibatkan oleh peningkatan kekentalan dari darah, kecil.Kebiasaan konsumsi alkohol, kafein, merokok dapat menyebabkan kekakuan dari pembuluh darah sehingga kemampuan elastisitas pada saat mengalami tekanan yang tinggi menjadi hilang.
Faktor Risiko Hipertensi
Sampai saat ini penyebab hipertensi secara pasti belum dapat diketahui dengan jelas. Secara umum, faktor risiko terjadinya hipertensi yang teridentifikasi antara lain :
1.    Keturunan        5. Obesitas
2.    Usia            6.  makanan
3.    Jenis kelamin           7.  Merokok       
4.    Stress            8. Aktifitas fisik
PENATALAKSANAAN
Adalah usaha untuk mengurangi faktor resiko terjadinya peningkatan tekanan darah. Penatalaksanaan umum adalah penatalakasanaan tanpa obat-obatan, yang menurut beberapa ahli sama pentingnya dengan penatalaksanaan farmakologik, bahkan mempunyai beberapa keuntungan, terutama pada pengobatan hipertensi ringan. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah :
1. Diet rendah garam : dengan mengurangi konsumsi garam dari 10 gram/hari menjadi 5 gram/hari. Disamping bermanfaat menurunkan tekanan darah, diet rendah garam juga berfungsi untuk mengurangi resiko hipokalemi yang timbul pada pengobatan dengan diuretik.
2. Diet rendah lemak telah terbukti pula bisa menurunkan tekanan darah.
3. Berhenti merokok dan berhenti mengkonsumsi alkohol telah dibuktikan dalam banyak penelitian bisa menurunkan tekanan darah.
4. Menurunkan berat badan : setiap penurunan 1 kg berat badan akan menurunkan tekanan darah sekitar 1,5 – 2,5 mmHg.
5. Olah raga teratur : berguna untuk membakar timbunan lemak dan menurunkan berat badan, menurunkan tekanan perifer dan menimbulkan perasaan santai, yang kesemuanya berakibat kepada penurunan tekanan darah.
6. Relaksasi dan rekreasi serta cukup istirahat sangat berguna untuk mengurangi atau menghilangkan stres, yang pada gilirannya bisa menurunkan tekanan darah.
7. Walaupun masih banyak diteliti konsumsi seledri, pace, ketimun, belimbung wuluh dan bawang putih ternyata banyak membantu dalam usaha menurunkan tekanan darah.
     Teori Dorothea Orem

Pengertian Keperawatan Menurut Orem
Menurutnya teori keperawatan adalah :
Pelayanan manusia yang berpusat kepada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya (Orem, 1971).
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu memenuhi kabutuhan hidup, memlihara kesehatan dan kesejahteraannya, oleh karena itu teori ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit Teori. Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care mereka.

Self Care
Teori self care ini berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang The nepeutic sesuai dengan kebutuhan.Perawatan diri sendiri adalah suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara continue sesuai dengan keadaan dan keberadannya , keadaan kesehatan dan kesempurnaan.
Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan.

TUJUAN
Tujuan keperawatan pada model Orem’s yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga/ komunitas adalah :
1. Menolong klien dalam hal ini keluraga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik.
2. Menolong klien bergerak kearah tindakan- tindakan asuahan mandiri.
3. Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluraganya yang mengalami gangguan secara kompeten.
4. Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model orem’s yang diterapkan pada praktek keperawatan kelurga/ komunitas adalah:
• aspek interpersonal : hubungan didalam keluarga
• aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
• aspek prosedural ; melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi
• aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar.





     Aplikasi teori keperawatan menurut Dorothea Orem pada pasien hipertensi....
Aplikasi teori model keperawatan orem dapat dilihat dari contoh kasus berikut:
Bapak A berusia 50 tahun mauk rumah sakit  tanggal 19 oktober 2010 dengan keluhan utama: Misalnya, pusing/sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdenggung, susah tidur, sesak napas, mudah lelah, mata berkunang-kunang.
Dengan:
(TTV     : suhu 370C ), ( Nadi     :75 X/menit), (TD :160/100 mmHg),  (RR  :25X/menit)

ANALISA KASUS
Pada tahap pengkajian perawat mengumpulkan data yang meliputi:
1. Status kesehatan perseorangan
2. Pandangan dokter terhadap kesehatan individu
3. Pandangan individu terhadap kesehatan dirinya
4. Tujuan kesehatan dalam konteks riwayat kehidupan, gaya hidup, dan status kesehatan
5. Memenuhi syarat personal untuk self care
6. Kapasitas individu untuk melakukan self care

Pengumpulan data meliputi pengetahuan individual, keterampilan, motivasi dan orientasi. Dalam tahap ini perlu mencari jawaban terhadap pertanyaan di bawah ini:
1. Terapi apakah yang dibutuhkan untuk perawatan saat ini dan yang akan dating?
2. Apakah klien mempunyai kekurangan dalam memenuhi self care?
3. Jika ada apa alasan dan latar belakang terjadinya kekurangan untuk self care?
4. Haruskah klien ditolong supaya tidak melakukan self care atau melindungi dengan segala kemampuan perkembangan self care untuk tujuan terapi?
5. Apakah yang menjadi potensial klien untuk melakukan self care di masa datang?

Perawatan yang dapat diterapkan kepada Bp. A berdasarkan model keperawatan orem adalah:

1. Food (partial compensatory)
Perawat memberikan makanan yang sehat dan bergizi .

2. Elimination (educative/suportive)
Klien membutuhkan monitoring.

3. Activity and rest (edukatif/suportive )
Perawat menginformasikan pada pasien tentang kegiatan yang cocok untuk pasien hipertensi.

4. Hazard prevention (partial compensatory)
Perawat memberikan pada pasien tentang kelebihan dan kekurangan pengobatan yang akan di ambil.

5. Promote normality (partial compensatory)
Perawat diharapkan dapat membantu pasien untuk mengembalikan pola hidup pasien sehingga menjadi normal kembali.


2. Jelaskan keuntungan organisasi ppni bagi profesi keperawatan..??
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) lahir pada tanggal 17 Maret 1974. Kebulatan tekad spirit yang sama dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada pada wadah /organisasi profesi perawat Indonesia.
PPNI berkomitmen untuk memberikan perlindungan bagi masyarakat dan profesi keperawatan dengan menyusun RUU keperawatan yang saat ini terus diperjuangkan untuk disyahkan menjadi undang-undang. Dalam usianya yang tergolong usia produktif, PPNI telah tumbuh untuk menjadi organisasi yang mandiri. PPNI saat ini berproses pada kematangan organisasi dan mempersiapkan anggotanya dalam berperan nyata pada masyarakat dengan memperkecil kesenjangan dalam pelayanan kesehatan, mempermudah masyarakat dalam mendapatkan akses pelayanan kesehatan, serta mendapatkan kesamaan pelayanan yang berkualitas (closing the gap; increasing acces and equity). dan selanjutnya PPNI bersama anggotanya akan besama mengkawal profesi keperawatan Indonesia pada arah yang benar, sehingga profesi keperawatan dapat mandiri dan bermartabat dan bersaing secara Nasional dan International.
Salah satu keuntungan yang di dapat dari ppni tersebut adalah pada visi dan misi mereka dalam menjalankan organisasi yaitu....:
Visi:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai wadah nasional yang memiliki kekuatan suara komunitas keperawatan dan peduli terhadap pemberian pelayanan/asuhan keperawatan yang bermutu bagi kepentingan masyarakat.
Misi:
Menguatkan manajemen dan kepemimpinan PPNI untuk mencapai organisasi yang berwibawa jejaring yang kuat di tingkat kepengurusan Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Komisariat.

Organisasi tersebut harus memiliki manfaat baik secara internal maupun eksternal. Misalnya dengan berhimpun di organisasi tersebut, para anggotanya menjadi terlindungi, terangkat perekonomiannya, terangkat status sosialnya, mendapat penghargaan sosial dsb.
    organisasi secara eksternal, Contohnya, dengan kehadiran suatu organisasi,banyak pihak dieksternal organisasi tersebut mendapatkan keuntungan. Kehidupan berorganisasi semesti berlangsung simbiosis mutualisme. Setiap interaksi hendaknya mengandung manfaat yang saling menguntungkan, baik dari pihak internal maupun eksternal.
Dalam pengembangan keperawatan, organisasi profesi PPNI berfungsi :
1.    Secara aktif turut dalam merumuskan dan menetapkan standar profesi untuk pendidikan tinggi keperawatan dan untuk pelayanan/asuhan keperawatan, mencakup ukuran keberhasilan pelaksanaan pelayanan /asuhan keperwatan dan kompetensi lulusan pendidikan tinggi keperawatan
2.    Turut mengidentifikasi berbagai jenis ketenagaan keperawatan dengan berbagai jenjang kemampuan yang diperlukan dalam pengembangan keperawatan dimasa depan.
3.    Ikut menyususn kriteria dan mekanisme penapisan serta penerapan teknologi keperawatan maju serta penerapan teknologi keperawatan maju secara tepat guna dan demi kemaslahatan masyarakat secara keseluruhan.
4.    Bertanggung jawab dalam pengendalian dan pemanfaatan lulusan pendidikan tinggi keperawatan khususnya dalam hal legislasi keperawatan professional.
Setelah memahami pengertian-pengertian tersebut diatas tentunya kita sepakat bahwa Organisasi Profesi Keperawatan : PPNI mempunyai tanggung jawab besar terhadap pengembangan profesi, terutama saat ini dalam menghadapi persaingan ketat untuk dapat merebut kesempatan memperoleh “pasar jasa pelayanan keperawatan”.

“PERAN  PPNI BAGI PROFESI KEPERAWATAN”
1. Menganjurkan suatu kegiatan Sosialisasi Profesional
•    Sosialiasasi professional sejak dini dimulai pada saat pendidikan dilanjutkan setelah lulus masuk pada lingkungan kerja
•    Sosialisasi professional adalah : suatu proses dimana peserta didik pendidikan tinggi keperawatan mendapat pengalaman melaksanakan praktek keperawatan professional, menumbuhkan dan membina sikap, tingkah laku dan keterampilan professional yang diperlukan untuk siap melaksanakan praktek keperawatan ilmiah.

2. Mengusulkan  “ Pola  Jenjang  Karir ” tenaga   perawat   sebagai sistem pengembangan karir
Perawat professional adalah : seseorang yang mempunyai alasan-alasan rasional, dapat mengakomodasi realita, menerima dirinya, diminati oleh orang lain, belajar dari pengalaman serta percaya diri. Agar perawat professional ini tetap terus berkembang menigkatkan kinerjanya, diperlukan suatu sistem pengembangan karir yang jelas. Dimana saat ini belum mendapat perhatian yang baik. Akibatnya perawat perawat merasa resah, lelah dan jenuh dalam pekerjaannya, kualitas asuhan keperawatan menurun dan sistem imbalan jasa tidak jelas. Jika sistem pengembangan karir telah diterima maka masalah-masalah tersebut diatas dapat diatasi dan masyarakat akan memperoleh haknya terhadap pelayanan keperawatan berkualitas.

3. Agar  sistem    pengembangan   karir   dapat  terlaksana PPNI bertanggung jawab   terhadap  terlaksananya   Program  Pendidikan Berkelanjutan bagi perawat (PBP/CNE)
Pendidikan Berkelanjutan bagi Perawat/PBP adalah :  proses yang meliputi berbagai pengalaman/pelatihan setelah pendidikan formal dasar keperawatan, yang dapat  meningkatkan kemampuan keprofesian.
Dalam program PBP ini akan ditentukan : kurikulum pelatihan, modul bentuk penghargaan, criteria pelatih dan institusi yang boleh melaksanakan pelatihan. Diharapkan bentuk-bentuk pelatihan dapat dilaksanakan dengan professional memberikan dampak terhadap peningkatan kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Menciptakan komunitas professional yaitu komunitas perawat yang ada diinstitusi pelayanan kesehatan dan pendidikan dan melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan professional. Mempunyai sistem nilai dan tanggung jawab sama. Merupakan bagian dari masyarakat keperawatan profesional.
Komunitas keperawatan diperlukan karena :
1.    Adanya pengembangan sistem pemikiran asuhan keperawatan di institusi pelayanan kesehatan
2.    Dalam rangka menetapkan standard asuhan keperawatan
3.    Untuk mengelola ketenagaan keperwatan
4.    Mengelola pelaksanaan praktek keperawatan
5.    Bertanggung jawab terhadap hasil/dampak asuhan keperawatan pada klien dan sistem.
Upaya membangun komunitas professional keperawatan
1.    Membangun dan membina pelayanan/asuhan keperawatan rumah sakit dan masyarakat sebagai bagian integral dari dari pelayanan rumah sakit/masyarakat sehingga diterima sebagai pelayanan professional.
2.    Mengidentifikasi dan membina perawat professional yang diakui dan diberi kewenangan serta tanggung jawab melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan professional.




E. Untuk menjamin kualitas pelayanan keperawatan yangditerima masyarakat maka  PPNI telah menetapkan sistem legislasi keperawatan diawali dengan adanya Kepmenkes No. 647 Tentang Registrasi dan Praktek Keperawatan.
Legislasi keperawatan adalah : proses pemberlakuan Undang-undang atau perangkat hukum yang sudah disempurnakan yang mempengaruhi pengembangan ilmu dan kiat dalam praktek keperawatan.
Tujuan Legislasi keperawatan meliputi :
1.    Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan
2.    Menginformasikan kepada masyarakat tentang pelayanan keperawatan yang diberikan dan tanggung jawab para praktisi profesional
3.    Memelihara kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan
4.    Memberi kejelasan batas kewenangan setiap kategori tenaga keperawatan
5.    Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat
6.    Memotivasi pengembangan profesi
7.    Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
Dengan adanya ini maka, pengelolaan sumber daya tenaga keperawatan harus dibenahi secara professional sesuai dengan perkembangan profesi.






3. Sebagai agen pembaharu apa yang anda lakukan apabila melihat kondisi keperawatan saat ini...........??

keperawatan di Indonesia dimulai sejak tahun 1985, yakni ketika program studi ilmu keperawatan untuk pertama kali dibuka di Fakultas Kedokteran UI. Dengan telah diakuinya body of knowledge tersebut maka pada saat ini pekerjaan profesi keperawatan tidak lagi dianggap sebagai suatu okupasi, melainkan suatu profesi yang kedudukannya sejajar dengan profesi lain di Indonesia. Tahun 1984 dikembangkan kurikulum untuk mempersiapkan perawat menjadi pekerja profesional, pengajar, manajer, dan peneliti. Kurikulum ini diimplementasikan tahun 1985 sebagai Program Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tahun 1995 program studi itu mandiri sebagai Fakultas Ilmu Keperawatan, lulusannya disebut ners atau perawat profesional. Program Pascasarjana Keperawatan dimulai tahun 1999.Kini sudah ada Program Magister Keperawatan dan Program Spesialis Keperawatan Medikal Bedah, komunitas, maternitas, anak dan jiwa.
Pendirian Institusi Keperawatan baik itu tingkat Diploma III (akademi keperawatan) maupun Strata I. Pertumbuhan institusi keperawatan di Indonesia menjadi tidak terkendali. Parahnya lagi, fakta dilapangan menunjukkan penyelenggara pendidikan tinggi keperawatan  tentang hakikat profesi keperawatan dan arah pengembangan perguruan tinggi keperawatan kurang dipahami. Belum lagi sarana prasarana cenderung untuk dipaksakan, kalaupun ada sangat terbatas .Saat ini di Indonesia berdiri 32 buah Politeknik kesehatan dan 598 Akademi Perawat yang berstatus milik daerah,ABRI dan swasta (DAS) yang telah menghasilkan lulusan sekitar 20.000 – 23.000 lulusan tenaga keperawatan setiap tahunnya. Apabila dibandingkan dengan jumlah kebutuhan untuk menunjang Indonesia sehat sebanyak 6.130 orang setiap tahun, maka akan terjadi surplus tenaga perawat sekitar 16.670 setiap tahunnya.
Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan sisitem pendidikan keperawatan di Indonesia adalah UU no. 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional, Peraturan pemerintah no. 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi dan keputusan Mendiknas no. 0686 tahun 1991 tentang Pedoman Pendirian Pendidikan Tinggi (Munadi, 2006). Pengembangan sistem pendidikan tinggi keperawatan yang bemutu merupakan cara untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang profesional dan memenuhi standar global.




Menurut Saya Salah satu tantangan terberat adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga keperawatan merupakan jumlah tenaga kesehatan terbanyak dan terlama kontak dengan pasien, namun secara kualitas masih jauh dari harapan masyarakat. Indikator makronya adalah rata-rata tingkat pendidikan formal perawat yang bekerja di unit pelayanan kesehatan (rumah sakit/puskesmas) hanyalah tamatan SPK (sederajat SMA/SMU).dari kondisi tersebut, maka dalam kurun waktu kedepan dengan bantuan dana dari pemerintah, melalui program-program yang trlah ditetapkan,dapat dibukalah kelas khusus D III keperawatan hampir di setiap kabupaten. Selain itu juga memberikan bantuan untuk peningkatan kualitas guru dan dosen melalui program tertentu. Program tersebut merupakan suatu percepatan untuk meng-upgrade tingkat pendidikan perawat dari rata-rata hanya berlatar belakang pendidikan SPK menjadi Diploma III (Institusi keperawatan). Tujuan lain dari program ini dapat diharapkan bisa memperkecil dan menganggap antara perawat dan dokter sehingga perawat tidak lagi menjadi pembantu dokter tapi sudah bisa menjadi mitra kerja dalam pemberian pelayanan kesehatan.   
Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan sisitem pendidikan keperawatan di Indonesia adalah UU no. 2 tahun 1989 tentang pendidikan nasional, Peraturan pemerintah no. 60 tahun 1999 tentang pendidikan tinggi dan keputusan Mendiknas no. 0686 tahun 1991 tentang Pedoman Pendirian Pendidikan Tinggi (Munadi, 2006). Pengembangan sistem pendidikan tinggi keperawatan yang bemutu merupakan cara untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang profesional dan memenuhi standar global.

 Hal-hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu lulusan pendidikan keperawat adalah:
1.    Standarisasi jenjang, kualitas/mutu, kurikulum dari institusi pada pendidikan.
2.    Merubah bahasa pengantar dalam pendidikan keperawatan dengan menggunakan bahasa inggris. Semua Dosen dan staf pengajar di institusi pendidikan keperawatan harus mampu berbahasa inggris secara aktif.
3.    Menutup institusi keperawatan yang tidak berkualitas.
4.    institusi harus dipimpin oleh seorang dengan latar belakang pendidikan keperawatan
5.    Pengelola insttusi hendaknya memberikan warna tersendiri dalam institusi dalam bentuk muatan lokal,misalnya emergency Nursing, pediatric nursing, coronary nursing.
6.    Standarisasi kurikulum dan evaluasi bertahan terhadap staf pengajar di insitusi pendidikan keperawatan.
7.    Departemen Pendidikan, Departemen Kesehatan, dan Organisasi profesi serta sector lain yang terlibat mulai dari proses perizinan juga memiliki tanggung jawab moril untuk melakukan pembinaan.


4. Andai saudara seorang perawat prilaku caring seperti apa yang saudara tunjukan sebagai perawat profesional.....??

Prilaku caring yang saya tunjukan sebagai perawat profesional yaitu saya mengambil dari salah satu teori yaitu teori menurut watson...
Teori watson mendefinisikan caring lebih  dari sebuah exisestensial philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri, tingkat kesadaran diri yang tinggi,kekuatan dari dalam diri, intuitif. Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung jawaban hubungan antar prawat dan klien dimana perawat membantu memperoleh pengetauan dan meningkatkan keseatan.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam praktik keperawatan, Watson sendiri mempertegas jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang mempengaruhi kesangupan pasien untuk sembu.

Mengapa saya mengambil prilaku caring yang saya tunjukan sebagai perawat profesional menurut watson........
Karna prilaku caring menurut teori watson dengan cara pendekatan yang dinamis, dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien / pasien. Dalam keperawatan, caring merupakan bagian inti yang penting terutama dalam praktik keperawatan.
Tindakan caring itu sendiri bertujuan untuk memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien / pasien, Kemudian caring juga menekankan harga diri individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat senantiasa selalu menghargai klien / pasien dengan menerima kelebihan maupun kekurangan klien / pasien sehingga bisa memberikan pelayanan kesehatan yang tepat sesuai peosedur yang telah ditetapkan.



Caring mempuyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan dan seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien, bukan dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki image perawat di masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki sikap dan prilaku yang disenangi oleh klien / pasien.
Dalam menjalankan sikap caring dalam praktek keperawatan seorang perawat harus mampu memahami setiap respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar